Chivas L.A, Pengakuan Para Manajer Di Hari Kejatuhan Klub
Sebagaimana dilansir L.A Times, Chivas yang kini menjelma sebagai L.A.F.C pernah mengalami masa kegelapan yang membuat mereka dikubur 9 kaki ke dalam tanah. Di makamkan sebagai klub sepak bola L.A terakhir yang pernah bermain di NASL. Dari sudut pandang Nelson Rodriguez, mantan presiden Chivas, keadaannya tidak semestinya seperti ini. Sebagai penggemar New York Mets seumur hidup, Nelson Rodriguez mengingat kembali kisah Omar Minaya, mantan manajer umum tim.
Kisah pertama Minaya untuk mengelola tim olah raga adalah dengan Montreal Expos setelah waralaba itu diambil alih oleh Major League Baseball. Pekerjaan Minaya adalah menjalankan klub dari hari ke hari tanpa kekacauan hingga klub itu mencari pemilik baru dan rumah baru.
Rodriguez mewarisi peran Minaya di musim dingin 2014, ketika manajamen Major League Soccer menempatkannya sebagai penanggung jawab Chivas USA kurang dari seminggu setelah liga mengambil alih tim tersebut dari pemiliknya Chivas Mexico. Perbedaan antara kedua skenario adalah bahwa, semua orang tahu hari-hari Montreal Expos sudah ditentukan, kalau untuk yang satu ini, MLS tidak banyak berbicara tentang rencananya untuk Chivas. Bahkan Rodriguez tidak sepenuhnya paham apa pekerjaannya dan itu membuatnya semakin aneh sendiri.
“Rumor berputar-putar bahwa saya benar-benar memasuki di ruang eksekusi mati dan saya akan di-beri euthanasia,” kata Rodriguez dari belakang meja kantornya yang rapi di Toyota Park, tempat dia saat ini menjabat sebagai presiden dan manajer umum Chicago Fire. “Setiap hari di saat itu orang keluar masuk pintu direktur mereka bilang, ini kapan kita bubar, atau bos nanti kita bantu dapat kerjaan baru ya?”
Tapi itu adalah salah satu tantangan yang ditangani Rodriguez. Lalu dengan tangan dingin dia menutup halaman Chivas, yang merupakan merk klub Mexico, lalu berikan jalan bagi manajemen MLS untuk menguburkan tim ini mendirikan Klub LAFC di atas kuburannya yang masih segar untuk bergabung dengan MLS. LAFC berdiri di atas kuburan Chivas, tapi mereka tekankan dan bersikeras, dan itu syah saja, bahwa mereka adalah entitas baru, yang tidak memiliki koneksi ke Chivas USA yang disfungsional.
Baca juga : California Sunshine L.A, KLub Sepak Bola Orange County Pertama
Tetapi LAFC menganggap markas tim dan sejarahnya jadi bagian dari LAFC. Sebagai franchise MLS kedua California Selatan setelah Galaxy, LAFC tidak mau pencapaian klub di wilayah California ini dilupakan, walau gagasan untuk sejarah baru mesti dimulai. Dan jika Chivas telah membakar jembatan penghubung antar klub, sehingga LAFC dan liga untuk membawa tim lain ke kota ini, bisa saja menghadapi oposisi dari fans Chivas dan politisi yang dekat dengan Chivas.
Rodriguez memastikan itu tidak terjadi. Akibatnya, banyak mantan pendukung Chivas mendukung LAFC. Pertandingan terakhir Chivas USA adalah kemenangan 1-0 atas San Jose, yang dimainkan di depan fans sebanyak 5.571 di StubHub Center. Keesokan paginya Rodriguez mengumpulkan semua orang di ruang konferensi untuk memberi tahu mereka bahwa tim sedang dibubarkan. Terlepas dari bisik-bisik yang sudah ada, berita itu mengejutkan tim.
“Terimakasih kepada Nelson untuk itu,” jelas Maillo Belda, manajer hubungan masyarakat untuk Adidas. “Dia adalah pemimpin yang luar biasa yang pernah bekerja dengan saya. Dia berhasil memastikan agar kami menguburkan Chivas dengan normal, sehingga klub itu sangat tenang di alamnya.”